WENEBULETIN.com – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menghantam lebih dari 300 target Hezbollah dalam dua gelombang besar serangan udara terhadap kelompok militant ini pada Senin (22/9), setelah peringatan dari juru bicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari, kepada masyarakat umum di Lebanon Selatan. Peringatan ini diberikan agar warga setempat dapat mengungsi dari area di mana kelompok teroris tersebut menyimpan roket atau melakukan aktivitas lainnya.
Serangan IDF terhadap organisasi militan Lebanon ini merupakan gelombang serangan udara besar kedua pada hari tersebut setelah peringatan dari Hagari. Gelombang serangan udara ini merupakan putaran kelima dan keenam dari serangan besar-besaran terhadap Hezbollah sejak Kamis pekan lalu, terutama di Lebanon selatan, dan mencakup area yang lebih jauh dari perbatasan dibanding beberapa kasus sebelumnya.
Salah satu serangan paling signifikan adalah serangan mendalam ke wilayah Lembah Bekaa, Lebanon, yang merupakan wilayah pusat kegiatan Hezbollah.
Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, mengecam serangan Israel tersebut dengan menyebutnya sebagai bagian dari rencana penghancuran seperti. Mikati mengatakan dalam rapat kabinet bahwa, agresi Israel yang terus berlangsung terhadap Lebanon adalah perang pemusnahan dalam arti sesungguhnya. “Ini adalah rencana destruktif yang bertujuan menghancurkan desa-desa dan kota-kota Lebanon,” kata Mikati seperti dikutip dari Jerusalem Post.
Mikati juga dilaporkan meminta PBB untuk mencegah agresi Israel secara lebih luas. Sebelum serangan tersebut, IDF mengirim pesan teks kepada warga Lebanon selatan, meminta mereka untuk menjauh dari bangunan yang terkait dengan Hezbollah. Media Israel melaporkan bahwa pesan tersebut berbunyi, “Jika Anda berada di bangunan yang mengandung senjata Hezbollah, segera menjauh hingga pemberitahuan lebih lanjut.”
Menurut seorang jurnalis Reuters, warga di Lebanon selatan juga menerima panggilan dari nomor Lebanon yang memerintahkan mereka untuk menjauh 1.000 meter dari pos Hezbollah mana pun. Selain itu, komando UNIFIL, pasukan PBB di Lebanon, memerintahkan semua pegawai sipilnya untuk meninggalkan wilayah tersebut bersama keluarga mereka ke daerah aman di utara Sungai Litani, sebagaimana dilaporkan oleh sumber-sumber keamanan kepada surat kabar Al-Akhbar yang berafiliasi dengan Hezbollah.