
Mama-mama Pedagang Papua saat melakukan aksi damai di depan Kantor Gubernur Papua Barat Daya di Kota Sorong (dok: JHH/wenebuletin)
SUDAH satu bulan sejak 4 April 2025 lalu. Kami tim pendamping dan pengurus Pasar Pedagang Mama-Mama Papua Kota Sorong (P2MPKS) disibukan dengan kerja-kerja advokasi: pertemuan, koordinasi, dan pendataan pedagang Papua Kota Sorong. Kami sedang melakukan advokasi kebijakan pembangunan pasar khusus bagi pedagang Papua dan pembinaan berkelanjutan.
Alhasil dari rangkaian pertemuan dan kordinasi yang dilakukan, kami pedamping dan ratusan mama-mama pedagang Papua yang tersebar di Kota dan Kabupaten Sorong serta wilayah sekitarnya, telah melakukan audiensi dengan Gubernur Provinsi Papua Barat Daya, Elisa Kambu, pada Jumat 25 April 2025 di Kantor Gubernur Papua Barat Daya. Dalam pertemuan ini kami memberikan aspirasi pedagang Papua, yang isinya mencakup tiga poin tuntutan:
Pertama, bangun pasar khusus bagi padagang Papua Kota Sorong di lokasi bekas Pasar Boswesen. Kedua, lakukan pembinaan usaha: dalam bentuk pemberian modal usaha dan pelatihan peningkatan kapasitas wirausaha, yang dikelola oleh koperasi mama-mama pedagang Papua, di bawah pengawasan pemerintah daerah dan mama-mama pedagang. Ketiga, penyediaan fasilitas: transportasi (kendaraan), meja kursi dan tenda jualan.
Gubernur pun menyatakan menerima aspirasi ini dan akan menindaklanjutinya dalam program jangka panjang dan jangka pendek. Pembinaan dalam bentuk pemberian modal usaha dan pelatihan wirausaha menjadi program jangka pendek yang akan ditindak lanjuti dalam waktu dekat. Untuk pembangunan pasar khusus, akan menjadi program jangka panjang.
Guna merespon aspirasi tersebut, gubernur selanjutnya meminta kami P2MPKS untuk melakukan pendataan semua pedagang Papua dengan waktu kerja pengumpulan data selama dua minggu atau dihitung sejak pertemuan ini (25 April 2025). Setelah pendataan, kami perlu menyiapkan data ini guna pertemuan berikut dengan Gubernur Elisa Kambu, sehingga data yang terkumpul dapat dipakai untuk menentukan kebijakan sesuai aspirasi para pedagang.
Harapan Mama-Mama
Pertemuan mama-mama pedagang Papua dengan Gubernur Elisa Kambu ini menjadi kabar gembira bagi para mama-mama yang berasal dari berbagai lokasi pasar, khususnya mereka yang mengikuti pertemuan ini. Mereka sangat senang karena mendengar Gubernur secara langsung menyatakan akan membangun Pasar Khusus dan memberikan dukungan modal usaha.
Kabar ini bagaikan jawaban yang telah dinantikan sejak lama. Padahal kabar ini merupakan pernyataan awal gubernur dan masih dalam tahap kordinasi dan persiapan. Sikap dan perasaan mama-mama ini terlihat jelas ketika proses pendataan dilakukan oleh tim.
Para mama-mama berbondong-bondong menemui kami tim pendataan, dan mengumpulkan datanya. Bahkan mereka secara sukarela memperbanyak salinan KTP mereka yang merupakan salah satu elemen data yang perlu dikumpulkan.
Selanjutnya mereka secara aktif mengorganisir sesama mama-mama pedagang Papua untuk mengumpulkan data. Lalu secara aktif berkordinasi dengan tim pendataan untuk mengecek perkembangan pendataan, dan waktu pertemuan selanjutnya dengan gubernur.
Penantian Panjang Yang Terabaikan
Janji Gubernur membangun pasar khusus dan pembinaan kepada mama-mama pedagang Papua tentu menjadi kabar gembira. Bagaikan seseorang yang menerima kado istimewa. Ini menunjukan harapan mama-mama kita yang telah lama dipendam bakal direalisaikan.
Para pedagang Papua Kota Sorong di Pasar Utama, Pasar Remu, Pasar Boswesen dan Pasar Ikan Jembatan Puri, telah lama menanti perhatian dan dukungan pemerintah dalam memajukan usahanya. Mereka telah lama menantikan adanya tempat jualan yang layak dan memungkinkan. Mereka telah lama menantikan dukungan modal yang dapat menopang usahanya. Namun harapan itu terus terabaikan.
Pemerintahan terus berganti dengan pimpinan baru; bupati, wali kota dan gubernur baru. Ketika dana Otsus digulirkan selama 20 tahun, pemekaran Provinsi Papua Barat hingga memekarkan Papua Barat Daya, para pedagang Papua tetap saja tidak menjadi proritas dalam pembangunan.
Padahal, potret ril menunjukan bahwa para pedagang Papua terus tersingkir dari pasar kovensional yang dibangun pemerintah daerah dan hanya berjualan di pinggiran jalan maupun sudut pasar. Bahkan mereka harus saling berebut tempat dengan sesamanya, atau mereka dilarang berjualan oleh pedagang migran di depan teras tokonya.
Momentum Pemajuan Pedagan Papua Kota Sorong
Pernyataan Gubernur Elisa Kambu untuk membangun pasar khusus dan pembinaan pedagang Papua merupakan momentum positif dalam pemajuan usaha berdagang para pedagang Papua di Kota Sorong.
Janji Gubernur ini harus ditindak lanjuti secara serius oleh pemerintahnnya, khususnya dinas (OPD) terkait dengan mampu menyerap aspirasi pedagang Papua lalu menerjemahkannya dalam bentuk program yang tepat. Yaitu program yang bernar-benar mampu menjawab kebutuhan para pedagang Papua.
Sebaliknya, mama-mama pedagang Papua juga harus bersinergi dengan pemerintah daerah secara kolaboratif, komunikatif dan terorganisir. Mereka juga diharapkan dapat memanfaatkan kebijakan afirmasi, proteksi dan program pemberdayaan ekonomi pemerintah daerah dalam ruang Otonomi Khuus sehingga mampu berkembang secara mandiri.
(*) Artikel ini ditulis Yohanes Mambrasar, advokad pendamping Mama-mama Pedagang Papua Kota Sorong yang tergabung dalam P2MPKS.